JAKARTA, SUARASUMUTONLINE.ID – Pemanggilan Gubernur Sumatera Utara (Gubsu) Bobby Nasution dan Ketua DPRD Sumut Erni Sitorus dalam kaitan dugaan permainan pergeseran anggaran APBD 2025 untuk proyek jalan yang berujung OTT KPK terhadap Topan Ginting, semakin kencang di suarakan aktivis anti korupsi.
Hal itu terlihat, saat puluhan massa yang tergabung dalam organisasi Jaringan Pergerakan Masyarakat Bawah (Jaga Marwah) menggelar aksi demonstrasi di depan Gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Jalan Rasuna Said, Kuningan Persada Jakarta, Kamis (4/8), siang.
Diatas mobil komando (mokom), Ketua Umum Jaga Marwah, Edison Tamba alias Edoy dengan lantang memberikan dukungan serta desakan kepada KPK, agar memanggil Gubsu Bobby Nasution dan Ketua DPRD Erni Sitorus selaku pimpinan eksekutif dan legislatif, atas pertanggungjawaban penggunaan anggaran pendapatan belanja daerah (APBD) Pemprov Sumut, yang terbukti Korupsi, Kolusi dan Nepotisme sehingga terjaring OTT KPK.
“Dalam kasus OTT Ex Kadis PUPR Sumut Topan Ginting, terdengar informasi pergeseran anggaran signifikan ke Dinas PUPR mencapai Rp 1.3Trilun, yang salah satu mata anggaran proyek jalan wilayah Tabagsel yang terbukti KKN. Bobby Nasution sebagai Penanggung Jawab serta Erni sebagai pengawas dinilai bobol dengan adanya OTT yang dilakukan KPK,” ujar Edoy.
Dipaparkan Edoy, selain pergeseran anggaran, hubungan antara DPRD dan eksekutif di Sumut memperkuat dugaan praktik KKN yang merugikan rakyat serta kerap mengabaikan tugas dan fungsi para anggota DPRD Sumut lainnya.
Bahkan, sejumlah anggota DPRD Sumut sudah menyuarakan bahwa pemanggilan terhadap ex Kadis PUPR Sumut Topan Ginting untuk Rapat Dengar Pendapat (RDP) mengenai pergeseran anggaran tersebut, tidak pernah terlaksana diduga karena Topan Ginting merasa di backup Gubernur dan Ketua DPRD.
“Jika juga mendapat informasi, aparat penegak hukum seperti tim Korsupgah KPK mengaku merasa kesulitan untuk mendapatkan data soal penggunaan dan pengelolaan APBD Pemprov Sumut dimasa kepemimpinan Bobby Nasution dan Erni Sitorus. Sehingga kuat dugaan kami, faktor kesulitan berkomunikasi itu jadi penguat terjadinya OTT KPK,” tegasnya.
Edoy menegaskan di akhir statemennya KPK harus berani ikutin perintah Presiden RI untuk berani melawan para koruptor serta tidak tebang pilih dalam mengusut tuntas kasus korupsi.
Presiden RI Prabowo sudah tegas menyatakan, meski pun kader Gerindra, harus ditindak serta jangan ragu melawan.
“Kepada ketua KPK, kami yakin tudingan dan opini liar di publik mengenai pimpinan KPK yang kerap dituding dengan sebutan “Termul” oleh masyarakat dan netizen karena terkesan tidak berani memanggil Gubernur Sumut Bobby Nasution dan Ketua DPRD Sumut Erni Sitorus, adalah tidak benar. Jadi segera lah panggil. Pimpinan Eksekutif dan legislatif dalam hal keseriusan mengusut tuntas kasus korupsi OTT KPK di Sumut,” pungkasnya.
Di lokasi yang sama, usai berorasi didepan gedung, Ketum Jaga Marwah Edoy diterima pihak KPK melalui Humas KPK Prayoga.
Prayoga mengatakan pihaknya akan menyampaikan aspirasi Jaga Marwah kepada pimpinan dan Deputi Penindakan KPK. Terkait laporan Jaga Marwah di Dumas KPK tentang Ketua DPRD Sumut Erni Sitorus, Prayoga berjanji menindaklanjuti dan meneruskan kepada pimpinan KPK.
Penulis : Youlie