MEDAN, SUARASUMUTONLINE.ID – Puluhan mahasiswa Universitas Sumatera Utara (USU) menggelar aksi unjuk rasa di depan markas Kepolisian Daerah Sumatera Utara (Polda Sumut) pada Senin (1/9) sekitar pukul 15.00 WIB.
Lengkap Dengan mengenakan almamater USU, para mahasiswa menyampaikan sejumlah tuntutan melalui pengeras suara dan membawa poster yang berisi kritik terhadap pihak kepolisian.
Dalam aksinya, massa mengecam tindakan represif polisi saat mengamankan demonstrasi di Sumut dan mendesak agar tidak ada lagi sikap anarkis terhadap pengunjuk rasa.
“Kami meminta pihak kepolisian untuk segera berbenah. Kami meminta pihak kepolisian agar tidak tindakan-tindakan anarkis,” teriak salah satu peserta aksi.
Ditempat yang sama, Kapolda Sumut Irjen Pol Whisnu Hermawan Februanto turun langsung menemui mahasiswa untuk berdialog dan mendengarkan tuntutan mereka. Wisnu menegaskan tidak keberatan jika harus dicopot.
Whisnu menyebut dirinya sudah menjabat sebagai Kapolda Sumut selama 1 tahun 2 bulan. Ia menyatakan siap mengabdi di mana pun jika Kapolri menginstruksikan.
“Saya sebagai insan Bhayangkara, saya siap jika diperintahkan pimpinan untuk bertugas di mana saja. Saya bertugas di Papua selama tujuh tahun. Berhadapan dengan saudara-saudara kita yang ada di sana. Kalau disuruh pindah, ada TR hari ini, saya pindah hari ini juga,” ujarnya.
Kapolda juga bercerita tentang hubungannya dengan masyarakat Sumut. “Kebetulan istri saya orang Batak, istri saya Silalahi di Kota Siantar sana. Saya di sini hanya untuk mengabdi. Ketika saya bertugas di sini, yang pertama saya datangi mertua saya,” terangnya.
Ia mengungkap pesan mertuanya saat pertama kali menjabat: “Jangan membuat malu keluarga”.
“Saat itu mertua saya meminta agar saya tidak mempermalukan beliau di saat menjalankan tugas. Jadi kalau anak-anakku ini meminta saya untuk pindah, saya siap bila mana ada perintah dari pimpinan Polri,” tegasnya.
Whisnu juga menyinggung bahwa ia memimpin lebih dari 20.000 personel. Ia meminta Kabid Propam dan Irwasda Polda Sumut untuk menindak tegas setiap pelanggaran anggota.
“Saya minta Irwasda dan Kabid Propam untuk mengintropeksi. Jika salah tangani, saya tidak memiliki beban yang salah tindak. Tetapi kalau mereka benar, jangan,” tutupnya.
Penulis : Youlie