JAKARTA, SUARASUMUTONLINE.ID – Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, tetap tegas meskipun mendapat ancaman dari Presiden AS Donald Trump yang menyatakan mengetahui keberadaannya. Khamenei menegaskan bahwa Iran tidak akan menunjukkan belas kasihan terhadap Israel, dengan menjanjikan serangan balasan yang keras.
“Kita harus memberikan respon yang kuat terhadap rezim teroris Zionis,” tulis Khamenei melalui unggahan di X. Ia juga menambahkan, “Kami tidak akan menunjukkan belas kasihan kepada Zionis,” yang semakin memperjelas sikap kerasnya terhadap Israel.
Pernyataan ini disampaikan tidak lama setelah Trump mengeluarkan ancaman terhadap pemimpin Iran. Dalam unggahan terpisah di X, Khamenei menulis, “Atas nama Haidar yang mulia, pertempuran dimulai,” merujuk pada Ali bin Abi Thalib, khalifah Islam keempat yang dikenal dengan julukan Haidar.
Serangan Rudal Iran Menghantam Israel
Khamenei tidak hanya berbicara, tetapi juga menindaklanjuti ancaman tersebut dengan serangan militer. Aljazirah melaporkan dua gelombang serangan rudal terpisah yang dilancarkan oleh Iran ke Israel, beberapa di antaranya berhasil menembus pertahanan udara Israel. Meskipun media Israel melaporkan puing-puing rudal jatuh di wilayah Yerusalem dan Tel Aviv, belum dapat dipastikan sasaran yang tepat dari serangan tersebut.
Garda Revolusi Iran menyatakan bahwa serangan ini menargetkan pangkalan udara Israel yang digunakan untuk melancarkan serangan militer ke Iran. Mereka juga menyampaikan bahwa serangan ini akan berlanjut secara berlapis dan berkesinambungan.
Trump Tegaskan Iran Harus Menyerah, AS Pertimbangkan Tindakan Militer
Sementara itu, Presiden AS Donald Trump tidak hanya mengancam Khamenei, tetapi juga mengungkapkan bahwa AS mengetahui lokasi persembunyian pemimpin Iran tersebut. Namun, Trump menyatakan bahwa mereka tidak berniat membunuh Khamenei “untuk saat ini.” Trump juga menegaskan bahwa AS menuntut “penyerahan tanpa syarat” dari Iran seiring dengan meningkatnya ketegangan dalam konflik ini.
Trump mengungkapkan kesabaran AS yang semakin menipis, seraya menyatakan bahwa mereka tidak ingin rudal Iran mengenai warga sipil atau tentara AS. Trump juga menyerukan agar warga Teheran segera menyelamatkan diri dari potensi serangan lebih lanjut.
Spekulasi Intervensi Militer AS
Spekulasi semakin berkembang bahwa AS mungkin akan ikut serta dalam ofensif terhadap Iran, mengingat pengerahan pesawat militer AS yang tiba-tiba ke Eropa dan Timur Tengah. Trump juga tengah mempertimbangkan untuk memberikan dukungan kepada Israel, termasuk kemungkinan serangan ke fasilitas nuklir Iran, seperti yang diketahui terdapat di Fordow, Iran.
Fasilitas tersebut terletak di bawah gunung, sehingga hanya Amerika Serikat yang memiliki kemampuan untuk menembusnya dengan bom khusus. Di sisi lain, Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, berharap agar Trump dapat memberikan dukungan tanpa paksaan, meskipun Israel juga dapat bertindak sendiri.
Tanggapan Jerman dan Ancaman Penghancuran Program Nuklir Iran
Kanselir Jerman, Friedrich Merz, turut memberikan ancaman serupa. Ia menyatakan bahwa jika Iran tidak mundur, penghancuran total program nuklir Iran akan menjadi agenda yang tidak bisa dicapai oleh Israel sendirian. Hal ini mencerminkan ketegangan internasional yang semakin memuncak terkait program nuklir Iran.
Konflik Israel-Iran semakin memanas, dengan ancaman dan serangan yang saling bertubi-tubi. Dunia kini menanti keputusan yang akan diambil oleh Presiden AS terkait dukungannya terhadap Israel dan tindak lanjut dari serangan yang semakin intens ini.