MEDAN, SUARASUMUTONLINE.ID- Aksi damai mahasiswa di depan Gedung DPRD Sumatera Utara, Medan, berakhir ricuh setelah diduga terjadi tindakan kekerasan oleh oknum aparat kepolisian. Sejumlah mahasiswa mengalami luka-luka, bahkan beberapa di antaranya dilaporkan dalam kondisi kritis.
Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (PB HMI) melalui Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) Alwi Hasbi Silalahi mengecam keras tindakan represif aparat yang dianggap mencederai nilai-nilai demokrasi dan kebebasan menyampaikan pendapat.
“Kami mendesak Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo untuk segera mengevaluasi kinerja Kapolda Sumatera Utara. Kekerasan terhadap mahasiswa yang menyuarakan aspirasi adalah pelanggaran hak asasi manusia dan tidak boleh dibiarkan. Negara seharusnya hadir melindungi rakyat, bukan melukai mereka,” tegas Alwi Hasbi Silalahi dalam keterangannya, Rabu (27/8).
Menurut PB HMI, tindakan represif seperti ini justru memperburuk citra kepolisian di mata publik. Aparat seharusnya mengedepankan pendekatan persuasif dan dialogis dalam mengawal aksi, bukan menggunakan kekerasan yang mengakibatkan jatuhnya korban.
PB HMI juga meminta Kapolda Sumut bertanggung jawab atas insiden tersebut dan menindak tegas oknum-oknum yang terlibat.
” Semakin aparat melakukan tindakan represif terhadap mahasiswa, maka darah juang dan gelombang gerakan akan semakin tinggi. Kekerasan tidak akan memadamkan suara kebenaran, justru akan melahirkan perlawanan yang lebih kokoh.” tutup Wasekjen PB HMI.
PB HMI mengingatkan aparat kepolisian di seluruh Indonesia agar selalu menjunjung tinggi profesionalisme, humanisme, dan penghormatan terhadap hak asasi manusia dalam setiap pengamanan aksi demonstrasi.
Penulis : Youlie