Aktivis Hukum Universitas Battuta : Semangat Sumpah Pemuda Harus Jadi Landasan Penegakan Hukum Dan Moralitas Bangsa

- Jurnalis

Rabu, 29 Oktober 2025 - 21:37 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

MEDAN, SUARASUMUTONLINE.ID – Momentum peringatan hari Sumpah Pemuda 28 Oktober 2025, Aktivis hukum universitas Battuta Abdul Halil,S.E.,S.H menyerukan agar semangat persatuan para pemuda 1928 tidak hanya dimaknai sebagai simbol sejarah, tetapi dijadikan pijakan serta acuan dalam menegakkan supremasi hukum dan etika kebangsaan di era modern.

Menurutnya, “Sumpah Pemuda bukan hanya ikrar politik, tetapi sebuah kontrak sosial dan moral yang harus diaktualisasikan dalam setiap perilaku aparatur negara dan warga negara.”

Abdul Halil menyebutkan, bangsa yang besar tidak hanya dibangun oleh kemerdekaan fisik, tetapi oleh tertib hukum dan kesadaran moral yang tumbuh dari generasi muda.

Aktifis hukum itu menilai, pemuda hari ini dihadapkan pada tantangan yang kompleks, degradasi moral digital, lemahnya integritas publik, serta kaburnya batas antara kepentingan pribadi dan kepentingan negara.

“Hukum harus menjadi tameng moral bangsa, bukan alat legitimasi kekuasaan,” ujarnya saat berbincang dengan awak media, Selasa (28/10).

Dalam pandangannya, semangat “bertumpah darah satu, berbangsa satu, berbahasa satu” mengandung makna filosofis bahwa hukum nasional harus menjadi satu identitas bersama, yang mengikat tanpa pandang latar sosial, ekonomi, ataupun politik.

Baca Juga :  Tali Asih Atlet di HAORNAS Deli Serdang Dibatalkan, Aktivis Muda, Ariswan" Jangan Lukai Semangat Olahraga di Hadapan Publik"

“Keadilan tidak boleh terfragmentasi oleh kepentingan kelompok. Ketika hukum mulai tunduk pada kekuasaan, maka Sumpah Pemuda kehilangan makna substansialnya,” kata Abdul Halil.

Ia juga menyoroti lemahnya konsistensi penegakan hukum di daerah yang kerap kali diwarnai intervensi politik dan kompromi kepentingan.

Dalam konteks itu, ia menyerukan agar penegak hukum, ASN, dan pejabat publik menjadikan semangat Sumpah Pemuda sebagai azas etik dalam menjalankan fungsi negara.

“Negara hukum tidak dapat berdiri di atas kompromi moral. Integritas adalah mata uang tertinggi dalam birokrasi,” tegasnya.

Lebih lanjut, Abdul Halil mengingatkan bahwa generasi muda hukum harus memahami bahwa profesi mereka bukan sekadar karier, tetapi amanah konstitusional.

“Advokat, jaksa, hakim, dan notaris adalah manifestasi nilai-nilai hukum yang hidup. Jika mereka mengkhianati sumpah profesinya, maka mereka sesungguhnya mengkhianati Sumpah Pemuda itu sendiri,” ujarnya.

Baca Juga :  Urgensi Menghidupkan (Kembali) Siskamling

Abdul Halil juga mengutip prinsip fiat justitia ruat caelum, biarlah keadilan ditegakkan walau langit runtuh, sebagai simbol idealisme yang harus terus dijaga di tengah arus pragmatisme hukum.

Menurutnya, pepatah hukum tersebut sejalan dengan semangat pemuda 1928 yang berani menegakkan cita-cita bangsa meski berhadapan dengan kekuasaan kolonial.

“Bangsa ini tidak boleh lagi mentolerir kebohongan, penyimpangan hukum, dan pelanggaran etika yang dibungkus jargon nasionalisme,” katanya.

“Sumpah Pemuda adalah janji suci untuk meletakkan kebenaran di atas segala kepentingan. Maka, siapa pun yang menyeleweng dari nilai itu sejatinya sedang mencederai jiwa bangsa.”

Abdul Halil menyerukan agar Sumpah Pemuda 2025 menjadi momen pengingat untuk menata kembali moral hukum dan karakter nasional.

“Pemuda Indonesia harus menjadi benteng terakhir supremasi hukum dan penjaga nalar kebangsaan. Sebab tanpa hukum yang adil dan moral yang tegak, persatuan hanyalah retorika tanpa substansi,” tutupnya.

 

Penulis : Dt. Aripin

Follow WhatsApp Channel suarasumutonline.id untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

Tali Asih Atlet di HAORNAS Deli Serdang Dibatalkan, Aktivis Muda, Ariswan” Jangan Lukai Semangat Olahraga di Hadapan Publik”
Urgensi Menghidupkan (Kembali) Siskamling
Selamat Ulang Tahun ke 60, Bahrum Nasution: Pilar di Balik Suara Sumut Online!
Menakar Efektivitas Kegiatan Reses Anggota Dewan
Aceh Pernah Akui Kemerdekaan Belanda dari Spanyol: Jejak Diplomasi yang Terlupakan
Berita ini 3 kali dibaca

Berita Terkait

Rabu, 29 Oktober 2025 - 21:37 WIB

Aktivis Hukum Universitas Battuta : Semangat Sumpah Pemuda Harus Jadi Landasan Penegakan Hukum Dan Moralitas Bangsa

Minggu, 12 Oktober 2025 - 08:32 WIB

Tali Asih Atlet di HAORNAS Deli Serdang Dibatalkan, Aktivis Muda, Ariswan” Jangan Lukai Semangat Olahraga di Hadapan Publik”

Senin, 15 September 2025 - 14:52 WIB

Urgensi Menghidupkan (Kembali) Siskamling

Minggu, 6 Juli 2025 - 14:42 WIB

Selamat Ulang Tahun ke 60, Bahrum Nasution: Pilar di Balik Suara Sumut Online!

Minggu, 22 Juni 2025 - 04:30 WIB

Menakar Efektivitas Kegiatan Reses Anggota Dewan

Berita Terbaru