LMEDAN, SUARASUMUTONLINE.ID – Sejumlah mahasiswa yang tergabung dalam Jaringan Mahasiswa Indonesia (JMI) hari ini melakukan aksi unjuk rasa di depan kantor DPD Partai Gerindra Sumatera Utara, menuntut pemecatan Ajie Karim, anggota DPRD Sumut sekaligus kader Gerindra.
Aksi ini menyusul viralnya sebuah video yang memperlihatkan Ajie Karim sedang berpesta di tempat hiburan malam. Di saat yang sama, gelombang protes tengah menyapu hampir seluruh Indonesia – dipicu oleh tunjangan anggota DPR RI yang kontroversial dan dianggap tidak mencerminkan empati terhadap kondisi rakyat. Video Ajie Karim dinilai sebagai simbol hedonisme di tengah penderitaan publik.
Dalam orasinya, Ridwan Dalimunte, pimpinan aksi JMI, menegaskan bahwa perilaku Ajie Karim telah mencoreng citra partai dan Presiden. Ia mendesak Presiden Prabowo Subianto, yang juga Ketua Umum DPP Gerindra, untuk segera memerintahkan DPD Gerindra Sumut memecat Ajie dari jabatannya sebagai kader partai dan anggota legislatif.
“Kami meminta Presiden Prabowo Subianto untuk segera memberi perintah kepada DPD Gerindra Sumut agar memecat Ajie Karim. Tindakan hedonisnya di tengah penderitaan rakyat adalah bentuk pengkhianatan terhadap amanah partai dan rakyat,” tegas Ridwan Dalimunte di hadapan massa aksi.
Massa juga mengancam akan memperluas gelombang protes ke kota-kota lain di Sumatera Utara jika tuntutan mereka tidak segera dipenuhi.
Aksi mahasiswa ini sejajar dengan tema universal yang disampaikan Presiden Prabowo Subianto dalam pidato kenegaraan pada Sidang Tahunan MPR-DPR–DPD RI tanggal 15 Agustus 2025.
Dalam pidatonya, Prabowo mengecam praktik hedonisme oleh elit dan memperingatkan bahwa kekayaan dan fasilitas publik harus digunakan untuk kemakmuran rakyat:
“Ada sebagian pengusaha yang memanfaatkan kekuatan modal mereka untuk dominasi dan manipulasi kehidupan rakyat, dan ini tidak bisa kita terima.”
“Kami pastikan bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat.”
Dengan kata lain, Prabowo menegaskan komitmennya menyelamatkan negara dari elit yang terlalu nyaman dan bersikap tak peduli terhadap kepentingan rakyat. Ia meminta agar kekuasaan baik itu modal, jabatan, maupun fasilitas diterapkan untuk memberikan kesejahteraan yang merata dan bukan untuk pelampiasan gaya hidup mewah di tengah kesulitan publik.
“Narasi peristiwa di Sumut dan pidato Prabowo menunjukkan sebuah ketegangan antara aspirasi publik dan realitas elit politik. Langkah mahasiswa menggambarkan kesadaran kolektif terhadap integritas pejabat publik bahwa warga tidak hanya menuntut perubahan kebijakan, tetapi juga perilaku moral”, kata Ridwan.
Menurut Ridwan, Jika ajakan Prabowo untuk menempatkan kepentingan rakyat di atas hedonisme benar-benar diterapkan terutama dalam kasus Ajie Karim maka ini bisa menjadi momentum penting untuk membangun kepercayaan publik dan mewujudkan politik yang bersih dan berwibawa.
Sementara itu H Ajie Karim yang dihubungi via telpon selular di nomor 081362xxxxxx tidak membalas pesan yang dikirim, dan langsung memblokir WA yang terkirim.
Penulis : Youlie