Aceh Pernah Akui Kemerdekaan Belanda dari Spanyol: Jejak Diplomasi yang Terlupakan

- Jurnalis

Minggu, 15 Juni 2025 - 12:29 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

MEDAN, SUARASUMUTONLINE.ID — Sebuah fakta sejarah menarik kembali mencuat ke permukaan. Di tengah derasnya perbincangan tentang hubungan masa lalu Indonesia dengan kekuatan kolonial Eropa, terselip catatan diplomasi yang jarang diketahui publik: Kesultanan Aceh Darussalam pernah mengakui kemerdekaan Belanda dari penjajahan Spanyol pada abad ke-17.

Pengakuan tersebut tentu mengejutkan, mengingat Belanda kemudian justru menjadi penjajah yang menguasai sebagian besar wilayah Nusantara, termasuk Aceh sendiri. Namun sejarah menunjukkan bahwa pada masa itu, Aceh merupakan kekuatan besar yang memainkan peran aktif dalam hubungan internasional.

Jejak Hubungan Diplomatik

Pada abad ke-17, tepatnya saat Belanda masih berjuang melepaskan diri dari kekuasaan Spanyol dalam Perang Delapan Puluh Tahun (1568–1648), Republik Belanda berupaya mendapatkan pengakuan dan dukungan dari kekuatan luar Eropa. Salah satu kerajaan yang menjalin hubungan dengan Belanda adalah Kesultanan Aceh, di bawah kepemimpinan Sultan Iskandar Muda (1607–1636).

Baca Juga :  Menakar Efektivitas Kegiatan Reses Anggota Dewan

Sejarawan mencatat bahwa Aceh, yang kala itu menjalin hubungan dagang dan militer dengan berbagai negara, termasuk Turki Utsmani, Inggris, dan Belanda, pernah menyatakan pengakuan terhadap kemerdekaan Belanda. Pengakuan ini menjadi bagian dari strategi diplomatik Aceh untuk menempatkan diri sebagai pemain utama dalam percaturan politik dan ekonomi global.

Strategi Politik Aceh

Pengamat sejarah menyebutkan ada beberapa alasan kuat di balik sikap Aceh:

1. Melawan Portugis dan Sekutunya

Saat itu, Portugis—sekutu Spanyol—merupakan musuh utama Aceh di kawasan Selat Malaka. Dengan mendukung kemerdekaan Belanda, Aceh berharap melemahkan posisi musuh-musuh lamanya.

2. Memperluas Jaringan Internasional

Dengan mengakui kemerdekaan Belanda, Aceh berupaya memperkuat jaringan dagang dan diplomatik. Ini sekaligus menjadi bentuk eksistensi Aceh sebagai negara berdaulat yang aktif dalam urusan global.

3. Langkah Cerdas Diplomasi

Pengakuan terhadap kemerdekaan Belanda merupakan langkah yang mencerminkan kecerdasan politik luar negeri Aceh. Di masa itu, pengakuan semacam ini bisa mempererat kerja sama, terutama dalam bidang perdagangan rempah-rempah yang sangat strategis.

Baca Juga :  Aktivis Hukum Universitas Battuta : Semangat Sumpah Pemuda Harus Jadi Landasan Penegakan Hukum Dan Moralitas Bangsa

Ironi Sejarah

Sayangnya, hubungan yang semula dibangun di atas dasar diplomasi dan kepentingan bersama ini berubah drastis seiring ambisi kolonial Belanda. Setelah merdeka dari Spanyol, Belanda justru datang sebagai penjajah di tanah yang pernah memberinya legitimasi.

Kesultanan Aceh sendiri menjadi salah satu wilayah yang paling gigih melawan penjajahan Belanda. Perang Aceh (1873–1904) menjadi salah satu perang terbesar dan paling berdarah dalam sejarah kolonial di Indonesia.

Perlu Dikaji Ulang

Sejarawan menilai bahwa narasi-narasi seperti ini perlu dikaji dan disebarluaskan kembali. Banyak generasi muda yang tidak mengetahui bahwa Aceh, dan wilayah Nusantara lainnya, pernah berada dalam posisi kuat, aktif secara diplomatik, dan menjadi bagian dari komunitas internasional jauh sebelum era penjajahan sepenuhnya dimulai.

Penulis : Rahmatullah

Sumber Berita: Langkatoday

Follow WhatsApp Channel suarasumutonline.id untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

Aktivis Hukum Universitas Battuta : Semangat Sumpah Pemuda Harus Jadi Landasan Penegakan Hukum Dan Moralitas Bangsa
Tali Asih Atlet di HAORNAS Deli Serdang Dibatalkan, Aktivis Muda, Ariswan” Jangan Lukai Semangat Olahraga di Hadapan Publik”
Urgensi Menghidupkan (Kembali) Siskamling
Selamat Ulang Tahun ke 60, Bahrum Nasution: Pilar di Balik Suara Sumut Online!
Menakar Efektivitas Kegiatan Reses Anggota Dewan
Berita ini 39 kali dibaca

Berita Terkait

Rabu, 29 Oktober 2025 - 21:37 WIB

Aktivis Hukum Universitas Battuta : Semangat Sumpah Pemuda Harus Jadi Landasan Penegakan Hukum Dan Moralitas Bangsa

Minggu, 12 Oktober 2025 - 08:32 WIB

Tali Asih Atlet di HAORNAS Deli Serdang Dibatalkan, Aktivis Muda, Ariswan” Jangan Lukai Semangat Olahraga di Hadapan Publik”

Senin, 15 September 2025 - 14:52 WIB

Urgensi Menghidupkan (Kembali) Siskamling

Minggu, 6 Juli 2025 - 14:42 WIB

Selamat Ulang Tahun ke 60, Bahrum Nasution: Pilar di Balik Suara Sumut Online!

Minggu, 22 Juni 2025 - 04:30 WIB

Menakar Efektivitas Kegiatan Reses Anggota Dewan

Berita Terbaru

Berita

Blok Hunian Rutan Tanjung Pura, Dirazia

Jumat, 31 Okt 2025 - 14:25 WIB